Outlook Bisnis Properti 2017, Sektor Ritel Jakarta


Permintaan dan Pasokan Meningkat Lembaga konsultan properti, Coldwell Banker Commercial mencatat, hingga akhir tahun 2016 diperkirakan akan terdapat tambahan pasokan ritel di Jakarta seluas 121.500 m2 yang sebagian sudah masuk ke pasar hingga kuartal III dan masih menyisakan 30.500 m2 yang diharapkan akan mulai beroperasi di akhir tahun 2016.

Majalah Properti Indonesia (MPI) edisi Desember 2016 mengulasnya secara lengkap. Disebutkan Pasokan yang sudah aktif di pasar adalah Mall@ Bassura di Jakarta Timur, Neo SOHO di Jakarta Barat dan serta soft opening PIK Avenue di Jakarta Utara.

Sementara di tahun 2017 dan 2018 diprediksikan pasar ritel Jakarta akan diramaikan oleh masuknya sejumlah 4 Mal dengan total pasokan sebesar 137.000 m2. Beberapa pengembangan ritel saat ini merupakan ritel yang berada dalam pengembangan mixed use dengan luas yang tidak terlalu besar.

Trend ini akan berlanjut di Jakarta dengan banyaknya konsep mixed use dengan penambahan ritel sebagai fasilitas baik bagi penghuni kawasan maupun dengan konsep lifestyle. Trend tingkat hunian ritel di Jakarta secara umum mengalami penurunan walaupun masih dalam tingkat yang cukup tinggi yaitu sekitar 93,4%. Penurunan ini disebabkan tekanan melemahnya perekonomian
nasional yang berakibat pada penurunan daya beli dan berkurangnya transaksi di sebagian tenant mall.

Agar tetap bertahan sebagian pengusaha memilih menutup sebagian outletnya menjaga perusahaan tetap dapat berjalan. Penurunan rata-rata juga disebab-kan masuknya ritel baru dengan tingkat hunian yang belum tinggi.

Harga sewa ritel masih mengalami peningkatan walaupun di tahun 2016 mengalami trend yang cenderung stagnan. Negosiasi dari pihak penyewa untuk dapat bertahan di pusat belanja membuat harga tidak mengalami banyak kenaikan. Namun beberapa mall yang memiliki performance yang baik tetap dapat menaikkan harga sewa ruangnya walaupun tetap lebih konservatif.

Proyeksi Permintaan akan ruang ritel diperkirakan akan meningkat di tahun 2017 namun dengan tingkat yang moderate. Hunian mal yang masuk di tahun 2016 diperkirakan akan mengalami peningkatan setelah mall dapat menarik pengunjung dan mendapatkan traffi c yang baik. Sementara kenaikan akan terjadi kembali di tahun 2018 sehingga tingkat hunian dapat mendekati tingkat hunian di tahun 2015 di kisaran 94%.

Harga sewa juga akan cenderung mengalami peningkatan, baik karena kunjungan ke pusat belanja sudah lebih stabil dan mengalami peningkatan juga ekonomi yang cenderung lebih baik mendorong
tingkat kepercayaan penyewa untuk melakukan bisnis akan lebih tinggi.

Rata-rata kenaikan harga diperkirakan dapat mencapai 5% di tahun 2017 dan kembali naik hingga kisaran 10% di tahun 2018. Ritel F&B masih akan banyak mendominasi permintaan, karena konsep mall yang cenderung mengutamakan konsep lifestyle membuat kebutuhan akan F&B menjadi cukup tinggi.

Jabodetabek Pasokan ritel di Jabodetabek juga terus mengalami kenaikan. Pasokan di akhir tahun 2016 diperkirakan mencapai 6,16 juta m2 dan akan mencapai 6,6 juta m2 di akhir tahun 2018, atau naik 7% dibanding tahun 2016.

Pasokan baru diperkirakan akan lebih banyak pada tahun 2018 dengan rampungnya beberapa proyek besar di Botabek. AEON mall termasuk yang aktif dalam pengembangan mall di Jabodetabek akan segera menambah pasokan di Cakung dan di Sentul.

Jika dilihat dari jumlah pasokan pada kuartal III tahun 2016 maka Jakarta masih memiliki pasokan terbanyak diikuti oleh Tangerang dan Bekasi. Trend penurunan tingkat hunian juga terjadi di Jabodetabek, selain didorong oleh penurunan di Jakarta, kinerja mall di kota lainnya juga mengalami penurunan.

Keadaan ekonomi secara global mendorong penurunan ini, walaupun tidak terlalu signifi kan. Seperti juga di Jakarta, diperkirakan akan ada sedikit pengingkatan di tahun 2017 dan 2018. Diharapkan pusat belanja baru akan diminati oleh penyewa sehingga memiliki tingkat hunian yang baik.

Peningkatan harga sewa cenderung mengalami perlambatan jika diban dingkan tahun 2013 dan 2014. Tren ini diharapkan akan membaik di tahun 2017 dan 2018 dengan adanya peningkatan yang lebih signifi kan khususnya di tahun 2018.

Proyeksi Seperti juga di Jakarta, pasar ritel di Jabodetabek diperkirakan akan mengalami peningkatan di tahun 2017 dan 2018 baik dari sisi pasokan, permintaan, dan harga sewa. Pertumbuhan ekonomi nasional yang berada di atas 5% diharapkan mendorong tingkat belanja masyarakat dan juga akan mendorong aktivitas di pusat belanja akan meningkat.

Tingkat hunian di tahun 2018 diperkirakan naik sekitar 2-3% dibandingkan kuartal III tahun 2016. Namun tingginya pasokan di wilayah bodetabek diperkirakan membuat wilayah ini mengalami peningkatan di bawah Jakarta terutama dari sisi peningkatan harga sewa.

Hal ini dikarenakan semakin tingginya persaingan antar pusat belanja. Prospek pusat belanja saat ini masih baik terutama untuk lokasi di sekitar Jakarta yang sudah memiliki tingkat kepadatan penduduk yang tinggi. Tentunya perlu ditunjang oleh konsep yang jelas, tenancy mix yang baik, serta kenyamanan bagi pengunjungnya. MPI Riz/ Coldwell Banker . Versi digital MPI dapat diakses melalui: http://ift.tt/2ewFNxN

mpi-update.com

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Outlook Bisnis Properti 2017, Sektor Ritel Jakarta"

Post a Comment