Indonesia Menuju Pengayaan Smart City, BSD City di Garda Terdepan


Pembangunan wilayah perkotaan, bahkan juga perdesaan, peda era dewasa ini tidak lepas dari dari perkembangan digital. Pembangunan di semua bidang tanpa dukungan teknologi informasi yang juga ikut berlari kencang akan menjadi tidak optimal.

Untuk itulah berbagai kota dan daerah mengangkat tema smart city yang berkaitan erat dengan implementasi digitalisasi. Kemajuan teknologi informasi tak terelakkan sebagai tulang punggung kemajuan ekonomi dan kesejahteraan secara keseluruhan.

Lihatlah, Jakarta telah mencanangkan diri sebagai smart city. Jakarta Smart City adalah penerapan konsep kota cerdas dengan pemanfaatan teknologi dan komunikasi untuk mewujudkan pelayanan masyarakat lebih baik.

Konsep Smart City juga akan meningkatkan partisipasi masyarakat dan pemerintah dalam memanfaatkan data, aplikasi, memberi masukan maupun kritikan secara mudah.

Jakarta Smart City memiliki 6 indikator yaitu Smart Governance (pemerintahan transparan, informatif dan responsif), Smart Economy (menumbukan produktivitas dengan kewirausahaan dan semangat inovasi), Smart People (peningkatan kualitas SDM dan fasilitas hidup layak), Smart Mobility (penyediaan sistem transportasi dan infrastruktur), Smart Environment (manajemen sumber daya alam yang ramah lingkungan), dan Smart Living (mewujudkan kota sehat dan layak huni).

Sejalan dengan itu, pertumbuhan start up digital pun sangatlah penting, karena memang potensi industri digital di Indonesia tidak dapat dipandang sebelah mata.

Kondisi itu merupakan modal besar bagi Indonesia untuk mengembangkan e-commerce dan bisnis aplikasi teknologi digital. Bahkan volume bisnis e-commerce di Indonesia diprediksi akan mencapai 130 miliar dolar AS dengan angka pertumbuhan per tahun sekitar 50 persen.

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital pun diluncurkan atas prakarsa Kementerian Komunikasi dan Informatika bersama Kibar Kreasi Indonesia. Tujuannya ialah melahirkan perusahaan rintisan yang berkualitas dan memberikan dampak positif dengan menyelesaikan permasalahan besar di Indonesia.

Gerakan Nasional 1000 Startup Digital ditargetkan dapat menciptakan 1.000 perusahaan baru dengan total valuasi bisnis senilai 10 miliar dolar AS pada 2020.

Gerakan itu diharapkan mewujudkan potensi Indonesia menjadi The Digital Energy of Asia pada 2020 dengan mencetak 1.000 startup yang menjadi solusi atas berbagai masalah dengan memanfaatkan teknologi digital, mentransformasi Indonesia menjadi negara maju dengan anak muda sebagai motor penggeraknya.

Untuk melahirkan 1000 startup digital, strategi yang dijalankan adalah dengan mentoring dan pembinaan intensif melalui tahapan-tahapan sistematis di 10 kota yang memiliki infrastruktur serta fondasi digital yang kuat.

Sebagaimana dilansir website Jakarta Smart City, Gerakan Nasional 1000 Startup Digital akan dilaksanakan di 10 kota: Jakarta, Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Semarang, Malang, Medan, Bali, Makassar, dan Pontianak.

Di masing-masing kota akan didirikan pusat inovasi sebagai titik kumpul komunitas teknologi, kreatif dan budaya. Pusat inovasi ini juga menyediakan co-working space di mana semua pelaku dan kreator lokal dapat berkolaborasi menciptakan solusi bagi kebutuhan masyarakat setempat hingga berkembang menjadi solusi nasional.

Rudiantara, Menteri Komunikasi dan Informatika, berpandangan gerakan itu sebagai manifestasi semangat gotong royong di era digital, di mana seluruh unsur masyarakat mulai dari pelaku startup, kreator, komunitas, akademisi, media, dan pemerintah, bergerak bersama mengembangkan ekosistem dan mendorong terciptanya generasi baru yang mumpuni di bidang teknologi digital.

“Mari dukung gerakan ini dengan menyebarkan semangat, informasi, sekaligus terus ikut mendorong perubahan hingga menjadikan Indonesia sebagai The Digital Energy of Asia,” tutur Menkominfo.

Kerja Sama dengan India

Pemerintah di level pusat pun tak tinggal diam sekadar menanti apa yang dilakukan di level daerah ataupun swasta ataupun menjejaki langkah-langkah anak muda. Pemerintah pusat pun secara konkret menggandeng India yang memang telah diketahui handal dalam bidang teknologi informasi alias sudah melek digitalisasi dan mengembangkan smart city.

Kerja sama dalam pengembangan smart city pun segera dijajaki dengan negara di kawasan Asia Selatan tersebut.

Memang, menurut Kepala Badan Pengembangan Infrastruktur Wilayah (BPIW) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Rido Matari Ichwan, Pemerintah Indonesia melalui BPIW Kementerian PUPR sedang mengembangkan Kota Cerdas Berkelanjutan untuk wilayah perkotaan.

“Dengan konsepsi Kota Cerdas Berkelanjutan, setiap kota dalam melakukan pembangunannya perlu mengacu pada empat elemen dasar, yaitu kota itu harus aman, sehat dan berkeselamatan, harus memenuhi estetika, bersih, berkarakter, nyaman, kota harus produktif dan efisien, serta harus berkelanjutan,” katanya.

Rido menilai bahwa wilayah perkotaan saat ini sangat memerlukan pengembangan infrastruktur, pelayanan dasar, kecukupan air, pangan dan energi, perumahan layak huni, kesehatan, pekerjaan yang layak, maupun ruang terbuka hijau.

“Dengan adanya konsepsi Kota Cerdas Berkelanjutan, diharap dapat menjadi solusi terhadap tantangan perkotaan di Indonesia,” ujarnya.

Pola pengembangan Kota Cerdas Berkelanjutan merupakan salah satu tema dalam pembangunan berbasis wilayah atau Wilayah Pengembangan Strategis (WPS) yang dikembangkan Kementerian PUPR.

Kerja sama dengan India pun dapat dianggap sebagai langkah konkret, mengingat negara itu telah lebgih laju dalam mengembangkan smart city.

Staf Ahli Menteri Pengembangan Kota India, K V Pratap, yang mewakili pemerintah India dalam rencana pengembangan kerja sama smart city dengan Indonesia, mengatakan India telah menetapkan 100 potensi smart city dan yang telah berjalan ada di sekitar 60 kota.

Pratap menyampaikan bahwa Smart City di India meliputi peningkatan suplai air, peningkatan suplai listrik, panen dengan air hujan, peningkatan kualitas sanitasi. Fitur lainnya adalah meningkatkan kelangsungan hidup para pejalan kaki, manajemen transportasi, efisiensi energi untuk lampu jalan serta menjamin keselamatan masyarakat.

Smart city di Tangerang

‘Energi’ pengembangan smart city pun mengalir ke berbagai daerah. Sebagai contoh, Pemerintah Kota Tangerang sudah membangun sebanyak 153 aplikasi yg dikelompokan berdasarkan fungsi pelayanan kepada masyarakat yang terintegrasi dengan Tangerang LIVE Room (TLR), pusat kendali terpadu Kota Tangerang.

“Kami juga sudah menandatangani nota kesepahaman dengan kabupaten/kota di seluruh Indonesia untuk saling berkolaborasi dan memanfaatkan aplikasi teknologi yang sudah ada. Apa yang bagus di satu kota nantinya bisa diterapkan untuk kota lainnya, begitupula sebaliknya sehingga pemerintah daerah tidak harus mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk membangun sejumlah aplikasi,” kata Walikota Tangerang Arief R. Wismansyah.

Menurutnya, pengaplikasian teknologi di sebuah kota merupakan hal yang tidak bisa ditawar-tawar lagi karena masyarakat membutuhkan pelayanan cepat, efisien, dan tepat sasaran. Aparatur pemerintahan, tambahnya, juga harus menyesuaikan perubahan itu dengan meningkatkan pelayanannya kepada masyarakat.

Dia menjelaskan rata-rata persoalan yang dihadapi oleh hampir pemerintah daerah di Indonesia itu sama yakni data yang tidak terintegrasi sehingga hal tersebut akan berimplikasi pada kebijakan yang tidak tepat sasaran.

Pada saat yang sama, Pemerintah Tangerang juga menuntut adanya kesamaan standar aplikasi pelayanan. Namun, regulasi mengenai standar aplikasi tersebut baru dirilis saat beberapa kota/kabupaten di Indonesia sudah memiliki standarnya masing.

“Jangan sampai, investasi yang sudah kami keluarkan untuk mengembangkan dan mengintegrasikan sistem aplikasi ini menjadi sia-sia,” ucap Wali Kota Tangerang.

Lain lagi dengan di Tangerang Selatan. Upaya menjadikan wilayah ini sebagai smart city mendapat topangan spesial dari Sinar Mas Land yang tengah membangun Digital Hub atau sebuah area yang ditujukan untuk komunitas digital mulai dari perusahaan rintisan maupun institusi pendidikan yang bergerak di bidang informasi dan teknologi.

Chief Technology Officer Sinar Mas Land Irvan Yasni mengatakan Digital Hub memiliki area seluas 25,86 hektare yang akan terletak di bagian selatan Green Office Park, BSD City. Perusahaan mencatat proyek Digital Hub ini akan menelan dana sebesar Rp3 triliun.

“Kami akan mulai bangun pada 2017 mendatang. Saat ini sejumlah perusaahan yang bergerak di bidang IT (informasi dan teknologi) akan berkantor di kawasan Green Office Park seperti Huawei, Sales Stok, Ev Hive, Orami dalam watu dekat,” ujarnya.

Irvan mengatakan selain mengembangkan proyek tersebut, perusahaan juga menjadi tuan rumah penyelenggara kegiatan industri teknologi untuk lebih menunjang terciptanya kota pintar. Terbaru yakni kegiatan Hackathon di Indonesia Convention Exhibition (ICE) BSD City pada 30 September – 1 Oktober lalu.

Acara tersebut merupakan tempat berkumpulnya para komunitas di industri teknologi untuk saling berlomba dalam menghadirkan berbagai inovasi serta menciptakan aplikasi yang berkualitas dan bermanfaat.

“Dengan acara ini diharapkan dapat menghasilkan aplikasi yang nantinya dapat dikembangkan baik menjadi suatu bisnis baru maupun digunakan untuk meningkatkan bisnis yang telah ada. Hackathon merupakan ajang yang tepat dalam mengembangkan inovasi dan terobosan baru khususnya di bidang teknologi,” katanya.

Irvan mengatakan Hackathon merupakan gabungan dari kata Hack dan Marathon yang merupakan pekan retas untuk mengumpulkan para pengembang teknologi dari berbagai kalangan seperti perusahaan rintisan, pengembang, pelajar, maupun pecinta teknologi baik lokal maupun regional.

“BSD City sedang berkembang menuju integrated smart digital city. Tidak hanya dilengkapi dengan jaringan infrastruktur teknologi, BSD City juga dilengkapi dengan penyediaan aplikasi mobile yang terintegrasi dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat di wilayah BSD City,” katanya.

Di BSD City memang tersedia tenaga listrik yang dapat diandalkan serta kabel fiber optic merupakan pendukung utama dalam  infrastruktur komunikasi di BSD, yang menjamin konsistensi dan kecepatan suara serta koneksi data dengan dunia.

Irvan mengatakan dengan menggandeng banyak komunitas maka akan lebih menciptakan satu aplikasi yang berkualitas untuk penghuni BSD City. Perusahaan berupaya untuk dapat menyediakan sarana dan prasarana yang berkualitas bagi penghuni serta memberikan kualitas kehidupan terbaik dan kemudahan dalam berbagai hal, salah satunya adalah transaksi dengan aplikasi mobile yang terintegrasi.

Sementara saat ini aplikasi yang sudah bisa dimanfaatkan penghuni adalah e-wallet, community platform, loyalty programs, dan business performance management solutions.

Untuk fase pertama, BSD City membuat beberapa mobile apps yang bersifat standar untuk membantu kehidupan penghuni perumahan berskala kota tersebut. Beberapa aplikasi yang bersifat community services seperti surveillance camera untuk keamanan atau kemacetan juga dikembangkan dalam menunjang keamanan dan kenyamanan masyarakat BSD City.

“Tahun ini kita menargetkan untuk dapat menghadirkan aplikasi yang bersifat standar, seperti pembayaran bill atau pembelian tiket,” ujar Irvan. (***)

properti.yourpropertyupdate.blogspot.co.id

Sign up here with your email address to receive updates from this blog in your inbox.

0 Response to "Indonesia Menuju Pengayaan Smart City, BSD City di Garda Terdepan"

Post a Comment