Senin, 31/10/2016
Foto: Ist
GERAKAN AYO MENABUNG – Presiden WSBI yang juga Direktur Utama Bank BTN Maryono (kanan) menerima penghargaan rekor muri dari Senior Manager Muri Awan Rahargo (kiri) dan Sekjen Perbanas Lisawati disela peringatan acara hari menabung sedunia tahun 2016 di JCC, Jakarta, Senin (31/10).Bank BTN mencatatkan rekor muri atas keberhasilannya melakukan pembukaan rekening tabungan simpel (simpanan pelajar) terbanyak dalam sehari sebanyak 306.932. Pencatatan rekor muri tabungan simpel ini sejalan dengan gerakan ayo menabung dalam rangka memperingati hari menabung sedunia 2016.
JAKARTA, jktproperty.com – World Saving Bank Institute (WSBI) sebagai wadah bank tabungan negara-negara di dunia mempunyai peran yang strategis dalam menggerakkan financial inclusion dengan mengajak masyarakat dunia gemar menabung untuk membangun ekonomi negara dan mensejahterakan rakyat.
Pentingnya gerakan menabung bagi masyarakat untuk membangun ekonomi bangsa dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat menjadi isu penting dunia. Bukan saja Indonesia yang saat ini memberikan perhatian yang serius dalam mensukseskan program financial inclusion, namun bank tabungan negara-negara di dunia yang bergabung dalam World Saving Bank Institute (WSBI) ikut peduli dalam menggerakkan semangat masyarakat untuk menabung.
Inilah yang melatarbelakangi diselenggarakannya Konferensi International oleh WSBI yang mengambil tema Cultivating Saving to Promote Financial Inclusion yang diselenggarakan di Jakarta Senin 31 Oktober 2016.
“Konferensi ini penting dan strategis karena sejalan dengan program nasional yang digerakkan oleh pemerintah melalui OJK dengan program financial inclusion. Berbagai program untuk mensukseskan project ini sudah dilakukan namun pemerintah tetap mengharapkan bagaimana ini dapat secara optimal dilakukan sehingga benar-benar menjangkau seluruh lapisan masyarakat yang tidak tersentuh sistim perbankan,” kata Direktur Utama Bank BTN Maryono sekaligus sebagai chairman WSBI untuk regional Asia Pasifik.
Konferensi ini merupakan rangkaian dari acara “Ayo Menabung” dalam rangka Hari Menabung Sedunia atau World Saving Day yang diperingati oleh negara-negara dunia setiap tanggal 31 Oktober 2016, yang telah diresmikan oleh Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di hari yang sama.
WSBI cukup aktif dalam melakukan diskusi seputar isu global yang bisa mempengaruhi industri perbankan, pembahasan terkait inklusi keuangan dan berupaya mengarahkan anggotanya kepada kebijakan terkait kepedulian lingkungan serta berkontribusi kepada peningkatan ekonomi.
“Oleh karena itu kita akan mengajak agar seluruh anggota WSBI di kawasan Asia Pacific dapat berkontribusi secara aktif dalam meningkatkan program keuangan inklusif. Selain itu juga kita akan mengajak perbankan di Indonesia dan perbankan di negara-negara Asia Pasifik yang tidak tergabung dalam keanggotaan WSBI, untuk secara aktif membangun kerjasama dan berkolaborasi dengan WSBI dalam rangka mewujudkan akses keuangan untuk semua orang yang lebih baik,” tegasnya.
Konferensi yang bertema “Cultivating Saving to Promote Financial Inclusion”, mengingatkan betapa pentingnya peran kita bersama, yaitu perbankan dan lembaga keuangan lainnya untuk terus berkontribusi dalam gerakan menabung, melakukan edukasi dan terus melayani masyarakat lewat pengembangan produk keuangan inklusif. Hal ini akan dapat mewujudkan kesejahteraan masyarakat dan mendukung pertumbuhan perekonomian nasional di masing-masing negara serta berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi regional.
Indonesia sangat berkepentingan dengan isu stretegis yang dibawa WSBI terkait dengan financial inclusion. Pemerintah sendiri untuk mendukung percepatan implementasi program ini pada tanggal 7 September 2016 telah mengeluarkan Peraturan Presiden Nomor 82 Tahun 2016 tentang Strategi Nasional Keuangan Inklusif (SNKI). Pemerintah mengharapkan melalui penetapan peraturan ini maka terjadi percepatan implementasi program keuangan inklusif di Indonesia secara merata bisa menjangkau dan melayani masyarakat Indonesia.
Menurut Maryono untuk dapat menghadirkan produk keuangan inklusif yang murah, handal serta efektif menjangkau seluruh lapisan masyarakat di daerah terpencil di seluruh wilayah Indonesia (remote area), maka tidak ada pilihan lain kecuali dengan memanfaatkan teknologi Informasi (digitisasi program keuangan inklusif).
“Kita dapat lihat sekarang bahwa pengembangan produk keuangan inklusif di Indonesia telah memanfaatkan kemajuan system teknologi informasi seperti internet dan perangkat telekomunikasi mulai dari EDC, mobile banking, dan internet banking dengan tujuan agar transaksi cepat, reliable dan biaya murah sehingga dapat terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.”
WSBI merupakan asosiasi perbankan internasional yang berdiri sejak tahun 1924 berkantor pusat di Brusel – Belgia. WSBI menaungi 107 anggota dari 88 negara. Melalui WSBI telah ditetapkan World Saving Day pada 31 Oktober 1924 dan tahun ini telah masuk peringatan ke 92 tahun. Pandangan dan usulan dari WSBI selama ini sangat diperhatikan dalam pengambilan keputusan G20 dan basle committee.
WSBI khusus untuk Bank BTN telah memberikan dukungan dalam pengembangan Tabungan Cermat tahun 2010 yang dimaksudkan untuk mendukung program financial inclusion. Sampai dengan 31 Oktober 2016 telah terdapat 791 agen, 669 kantor pos dan 122 agen individu. Saat ini telah tercatat 3.000 agen dalam proses rekrut. Sampai dengan akhir tahun direncanakan total agen mencapai sekitar 8.000. (PIT)
0 Response to "BTN dan WSBI Dukung Gerakan Masyarakat Gemar Menabung"
Post a Comment